Mari Bermain Tarik-Tarikan #5
David Hawkins rela meneliti tentang ini, getaran energi
kesadaran (pikiran dan perasaan). Membagi getaran energi menjadi dua. Energi
Positif atau Power dan energi negatif atau Force. Cari di internet,
ada tabelnya, mana yang termasuk Positif dan mana saja yang termasuk negatif. Lengkap
dengan skala vibrasi (getaran energi) yang dihasilkan.
Menurutku teori ini menjadi kunci Law of Attraction, karena dengan teori ini seluruh anjuran untuk
tidak boleh sombong, sabar, pasrah, cinta menjadi masuk akal. Law of Attraction adalah karma,
kausalitas, sebab-akibat, fenomena-nomena, dan apapun penyebutan lainnya.
Jangan-jangan orang yang membuat kita senang karena dia selalu senang dengan
dirinya sendiri serta yang lain? Dan jangan-jangan orang marah pada kita karena
kita sering marah terhadap diri sendiri dan yang lain?
Sebetulnya aku sudah sejak dulu curiga. Ketika aku sakit,
adalah akumulasi dari hal negatif yang pernah aku pancarkan. Sekarang aku
meyakininya. Setelah aku tahu teori ini, bagiku masuk akal kecelakaan mobil terjadi
hanya karena satu orang, atau mobil terhindar dari kecelakaan pun hanya karena
satu orang. Atau juga sekelompok pendaki tersesat dan hilang karena satu orang.
Masuk akal ketika mengamati vibrasinya (getaran energi) dominan negatif atau
dominan positif.
Pemahaman singkatku begini. Semua hal terdiri dari positif
dan negatif, termasuk vibrasi (getaran energi). Ketika vibrasi kita negatif apapun betuknya, kita akan mendapat negatif
apapun bentuknya pula. Begitu juga ketika vibrasi kita positif kita akan mendapat
positif apapun bentuknya. Tinggal tunggu saja.
Kembali soal keinginan. Setelah tahu tentang Law of Attaction, Force dan Power. Kita
tanyakan pada diri kita, apa mungkin kita bisa mendapatkan hal yang kita
inginkan jika vibrasi kita tidak selaras dengan apa yang kita inginkan? Satu
sisi kita memancarkan positif (bahagia, nyaman, cinta) dan satu sisi kita
memancarkan negatif (takut, khawatir, sombong). Ketika salah satu sudah rela
mengalah untuk selaras. Semesta baru bisa mewujudkannya.
Penjelasan kuantumnya njlimet,
namun kurang lebih seperti ini: semesta menangkap setiap vibrasi yang kita
pancarkan baik dari perasaan, pikiran, dan perilaku tutur kata kita entah
positif atau negatif. Kemudian semesta akan mengumpulkannya dan selalu
mengembalikannya kepada kita. Bagaimana caranya? Entah hahaha. Mungkin begini: Setiap
kita memancarkan gelombang vibrasi, saat itu pula kita mengundang gelombang
vibrasi serupa (positif atau negatif) yang ada pada semesta. Kata orang dulu
disebut karma.
Hanya gelombang vibrasi (getaran energi) lah yang dimengerti
oleh semesta, entah menurut kita itu keinginan, ketakutan, harapan,
kekhawatiran, mimpi, kecewa dll. Semesta tidak mengerti dan akan selalu
mengembalikan vibrasi-vibrasi kita.
Jadi mulai dari sekarang, sadar dan hati-hati lah pada setiap vibrasi
kita. Ingat! Sesepele gerak perasaan dan pikiran kita justru vibrasinya
jauh lebih besar. Karena itulah, aku merasa perlu menulis tentang Daleman yang semoga
bermanfaat dan kita semua menjadi tahu apa yang seharusnya kita lakukan. Paling
tidak, kita menjadi punya alasan kuat untuk selalu berpikiran baik, berperasaan
baik, berbuat baik dan terus menebar kebaikan.
Bersambung... di sini.
Komentar
Posting Komentar